KEK Kendal Hadapi Tantangan Investasi Asing di Tengah Sinergi Media Lokal dan Dominasi China

Ringkasan

• Kolaborasi strategis telah terjalin antara Forum Wartawan Kendal (Forwaken) dan pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal untuk memperkuat peran media dalam menjaga stabilitas iklim investasi di Kabupaten Kendal. Sinergi ini mengemuka dalam agenda "Ngopi Santai" yang diadakan di Resto Pengestu, Kaliwungu.
• Ketua Forwaken, Iswahyudi, menyoroti bahwa kehadiran KEK Kendal telah memberikan dampak nyata terhadap peningkatan nilai investasi daerah, menjadikan Kabupaten Kendal sebagai daerah dengan investasi tertinggi di Jawa Tengah.
• Kedua pihak sepakat untuk membangun komunikasi yang berkelanjutan dan saling mendukung dalam penyampaian pemberitaan yang faktual dan konstruktif. Media dianggap memiliki peran strategis dalam menyuarakan perkembangan dan capaian daerah.
• KEK Kendal berperan penting dalam menarik investasi, yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional. Informasi yang valid dan transparan melalui media diharapkan dapat memperkuat kepercayaan publik dan investor.
• Komitmen ini menunjukkan upaya bersama antara sektor media dan pengelola kawasan ekonomi khusus untuk menciptakan lingkungan investasi yang stabil dan kondusif, mendukung pembangunan ekonomi di wilayah tersebut.
• Di tengah upaya Forwaken dan KEK Kendal menjaga iklim investasi, tren investasi asing di Indonesia justru mengalami penurunan pada kuartal II 2025. Berdasarkan laporan resmi Kementerian Investasi, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada periode April–Juni 2025 tercatat sebesar Rp 202,2 triliun, menyusut 6,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini bahkan lebih tajam, yakni 12,2%, jika dibandingkan kuartal sebelumnya.
• Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Perkasa Roeslani, menjelaskan bahwa penurunan PMA ini erat kaitannya dengan ketegangan geopolitik global yang masih memanas, menghambat arus modal global menuju negara berkembang seperti Indonesia.
• Meskipun demikian, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencatat pertumbuhan signifikan, mencapai Rp 275,5 triliun atau sekitar 57,7% dari total realisasi investasi kuartal II. Rosan menilai lonjakan ini tidak lepas dari meningkatnya kepercayaan investor lokal terhadap prospek ekonomi nasional, didorong peran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
• China masih menjadi salah satu sumber utama investasi asing di Indonesia, meskipun nilai investasinya mencapai 3,6 miliar dolar AS pada paruh pertama (H1) tahun ini, turun 8% dari tahun lalu. China menempati posisi ketiga, setelah Singapura (8,8 miliar dolar AS) dan Hong Kong (4,6 miliar dolar AS).
• Sektor hilirisasi menjadi prioritas utama pemerintah, dengan investasi dari China Daratan menyumbang sekitar 12% dari total nilai investasi di sektor ini, yang mencapai Rp 280,8 triliun pada paruh pertama 2025.
• Peneliti Celios, Muhammad Zulfikar Rakhmat, memperkirakan aliran investasi dari China akan pulih pada paruh kedua tahun ini, didorong oleh megaproyek industri baterai kendaraan listrik senilai hampir 6 miliar dolar AS yang baru diresmikan Presiden Prabowo. Investasi China juga berpotensi terdiversifikasi ke sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata.
• Dalam konteks Jawa Tengah, Sekretaris Daerah Sumarno menekankan pentingnya peran pengawas ketenagakerjaan untuk mendukung iklim investasi. Dengan 102.651 perusahaan dan 2.287.881 tenaga kerja per Juli 2025, Jawa Tengah ditetapkan sebagai provinsi penumpu pangan dan industri, menuntut pengawasan ketenagakerjaan yang lebih ekstra untuk menjaga hubungan industrial yang harmonis dan memastikan keselamatan kerja.
• Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan kinerja perbankan Indonesia tetap stabil di tengah dinamika ekonomi global, dengan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 25,51% pada Mei 2025 dan rasio NPL (Non-Performing Loan) sebesar 2,29%. OJK juga akan menerbitkan Peraturan OJK (POJK) tentang Akses Pembiayaan UMKM untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.